Tak Semua Sekolah Bisa Gelar PTM Terbatas

Tak Semua Sekolah Bisa Gelar PTM Terbatas

JAKARTA- Pemerintah mendorong agar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di wilayah PPKM Level 1-3 bisa segera digelar. Namun, untuk menggelar PTM terbatas, setiap sekolah harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan tidak semua sekolah bisa menggelar PTM Terbatas. Ada sejumlah persyaratan bagi sekolah untuk melaksanakan PTM bagi peserta didik. Salah satunya, adalah siswa dan guru harus sudah divaksin Covid-19.

“Ada beberapa aturan, persyaratan untuk PTM itu dibuka. Bagi siswa, tentu diharapkan semua sudah divaksin,\" katanya dalam keterangannya di SMKN 19 Jakarta, Rabu (8/9).

Dikatakannya, SMKN 19 Jakarta telah memenuhi persyaratan vaksinasi. Sebab, hampir seluruh siswa dan tenaga pendidik di sekolah tersebut telah mendapatkan vaksin dosis kedua. “Tadi saya lihat hampir semuanya sudah divaksin dua kali, saya tanya tadi semua. Kemudian juga guru-gurunya, itu semua, infrastrukturnya,\" tambahnya.

Syarat lainnya yang tak kalah penting adalah, anggota keluarga satu rumah siswa dan guru tidak boleh ada yang terkonfirmasi positif Covid-19. Apabila ada siswa, guru atau anggota keluarga mereka yang terpapar Covid-19, maka kegiatan PTM akan dihentikan dan sekolah harus diisolasi. “Kalau ada siswa yang di rumahnya terpapar, dia tidak boleh ikut PTM. Gurunya kalau terpapar juga tidak boleh mengajar. Dan kalau di sekolah itu ada yang terpapar, maka diisolasi atau ditutup nanti sekolahnya,\" tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihak sekolah harus mampu memantau setiap siswa dan guru untuk dapat melakukan PTM. “Sekolah harus memantau mereka yang bisa masuk bila di rumahnya itu tidak ada yang positif Covid-19,\" katanya.

Selain itu, apabila ada anak atau guru yang tidak masuk maksimal dua hari berturut-turut, maka pihak sekolah harus segera mencari tahu kondisi tersebut. “Bila dua hari berturut-turut anak tidak masuk sekolah, maka sekolah harus mencari tahu apa yang terjadi pada anak itu. Bila ada kasus (positif Covid-19), maka mereka otomatis tidak bisa masuk,” ujarnya. (gw/fin)

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: